-->

Dia Yang Sayang Padamu Pasti Akan Mendekatkanmu Kepada Tuhan, Bukan Malah Menjauhkanmu

- June 13, 2019
Pacaran adalah satu kata yang mungkin sudah tidak asing lagi bagi telinga kita. Khususnya di kalangan remaja atau muda-mudi. Iya, pacaran di identikan dengan masa muda yang sering kita kenal dengan kata saling mengenal antar pasangan dalam hal ini pacar itu sendiri.

Berpacaran tentu adalah hal yang sah-sah saja bagi kalangan muda-mudi; tak jarang kita sebagai orang tua pula mengizinkan anak-anak kita untuk menjalin hubungan dengan berpacaran. Tetapi dengan syarat yang sudah orang tua buat tentunya. Bukan menjadi sebuah hal yang lumrah jika kita bertanya bahwa, orang seperti apakah yang pantas menjadi pacar anda? Apakah dalam Alkitab di tegakkan hukum tentang pacaran? 

Menurut artinya secara luas, pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan. 
Mungkin kita berpikir demikian. Hal ini di karenakan bahwa tidak jarang pacaran dijadikan sebagai jembatan penghubung antara hawa napsu dan keinginan seksual. Banyak orang yang menyalah artikan tentan apa itu pacaran. Tak jarang orang-orang mulai memandang sebelah mata tentang definisi pacaran itu sendiri. "Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni” ( 2 Timotius 2:22). Ada baik halnya dalam berpacaran untuk saling mengerti satu dengan yang lain.

Bagaimana pacaran Kristen yang sesungguhnya:
1. Pacaran dengan yang se-iman dengan kita
Teringat satu buah lagu berasal dari Ambon yang berjudul Cinta Beda Agama. Mungkin kita pernah mendengar lagu tersebut yang menceritakan kisah cinta dari dua orang yang saling mencintai yang memiliki keyakinan yang berbeda. Meskipun kita sudah saling mencintai, tetapi dalam hal iman kepercayaan tidak bisa di kompromi. Mencintai dan menyayangi dalam artian dalam umat beragama tidak mencakup kepada cinta kepada perbedaan keyakinan. Ya benar, doktrin iman Kristen tentu tidak bisa di hubungkan dengan doktrin agama yang lain.

Sulit untuk kita menjalin rumah tangga dengan kondisi perbedaan iman. Karena tentu akan menjadi beban bagi saudara, keluarga dan pemimpin dalam Gereja kita. Meskipun tidak jarang ada yang menikah dengan tetap mempertahankan iman masing-masing.

2 Korintus 6:14-15, "Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?" 

Arti dari Satu iman yang dimaksudkan di sini adalah satu iman dalam Yesus Kristus. Setiap orang yang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat pribadinya, bisa dikatakan sebagai orang yang memiliki satu iman, selain daripada iman kepada Yesus Kristus berarti berbeda. 

Kalo dia mau ikut kita gimana? 
Pada dasarnya adalah pastikan dia benar - benar percaya dan mengalami Yesus terlebih dahulu, baru pacaran. Jangan sampai dia ikut agama Kristen karena mau bersama dengan kita saja, karena menurut saya bukan status sebagai Kristen yang penting, yang penting adalah bagaimana seseorang tersebut telah mengenal dan mengalami Yesus sehingga percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Percuma seseorang pindah agama Kristen kalau tidak mengenal Yesus terlebih dahulu. Memang terdengar sedikit sulit, oleh karena itu disarankan untuk memilih pasangan yang memang sudah mengenal dan mengalami Yesus. Jangan hanya melihat dari rupa saja, tetapi juga bagaimana imannya terhadap Yesus Kristus. 

2. Carilah pasangan yang mengenal Tuhan 
Kalo tadi cinta beda agama, sekarang kita beralih kepada pacaran se-iman tapi harus tau cara mencari calon pasangan yang mengenal Tuhan. Ya, menjalani hubungan dengan yang seiman tentu punya tantangan pula tersendiri. Banyak yang tidak mengerti arti mengenal Tuhan. Tak jarang ada orang yang mempunyai KTP bertuliskan "AGAMA : KRISTEN" tetapi sikap dan prilaku tidak mencerminkan seorang yang beragama Kristen. Kristen identik dengan Kasih. 
Sangat mudah melihat orang yang benar-benar berkharakter Kasih. Orang yang membangun hubungan erat dengan Allah pasti tau cara membangun hubungan dengan pasangan. Saling mengampuni, bertanggung jawab dan rela berkorban adalah ciri dari Kharakter orang Kristen yang sejati. 

Jika sulit untuk mengerti dan memahami apakah pasangan kita benar-benar menjalin hubungan dengan Allah dan menerapkan dalam hubungan kita? Perhatikan beberapa pernyataan ini: 
  • Dia yang mencintai kamu pasti akan menjadikan kamu lebih baik, bukan membuat kamu menjadi lebih buruk 
  • Dia yang mencintai kamu pasti akan menjadikan kamu sebagai objek dan titik untuk menjadikan hubungan kalian berdua lebih menjalin hubungan dengan Allah bukan menjauhkan kamu dengan Allah 
  • Dia yang mencintai kamu, tidak akan merugikan kamu, mengambil sesuatu yang seharusnya belum bisa kamu berikan dengan kata-kata nakal "Aku pasti tanggung jawab kok" 
Sebelum terlambat, ketahuilah tiga pernyataan di atas. 

3. Bangun hubungan dengan mengandalkan Tuhan setiap saat 
Sebuah langkah yang salah, maka akan mengakibatkan sebuah dampak yang besar bagi kebahagiaan. Jangan meremehkan janji dalam pernikahan dimana ada dalam Alkitab "Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” Matius 19:6 

Maksud Yesus adalah pasangan yang menikah telah dipersatukan oleh Allah. Pernikahan tidak berasal dari manusia, melainkan dari Allah dan merupakan bagian dari rancangan Allah bagi kehidupan umat manusia. Dengan berkata, "tidak boleh diceraikan manusia," Yesus mengajar bahwa perceraian bukanlah bagian dari rencana Allah. 

Ketika pasangan telah menikah, mereka telah dipersatukan oleh Allah Sendiri, dan persatuan itu dimaksudkan seumur hidup. Prinsip ini berlaku baik pasangan itu beriman atau tidak. Ketika dua orang ateis menikah, mereka telah dipersatukan oleh Allah, baik mereka mengakuinya atau tidak. Jika Allah telah mempersatukan mereka, tidak ada satupun manusia yang berhak menceraikan persatuan mereka. 

Ketika terjadi permasalahan di dalam hubungan, alangkah baiknya untuk tetap mengandalkan Tuhan, bukan saling menyalahkan, bertengkar dan seterusnya. Apa yang telah di perjuangkan, harus di pertahankan! Karena perjuangan itu akan lebih berarti jika kita mampu menghargai apa yang kita pertahankan.
 

Mulai menulis dan tekan enter untuk mencari