-->

MENGAPA GEREJA JADI SASARAN RADIKALISME DAN TERORISME?

- April 23, 2019

Oikumenis.com - Selain sasaran aparat kepolisian atau markas kepolisian, ternyata sasaran yang sering di Bom oleh para teroris itu adalah Gereja. Baru-baru (Minggu, 21 April 2019) yang terjadi di Sri Langka, mengakibatkan ratusan orang tewas dalam suasana perayaan Paskah tersebut.

Jika secara logika, pengeboman dalam markas penegak hukum mungkin lebih masuk akal di bandingkan dengan Gereja atau rumah ibadat. Karena aparat lebih di anggap sebagai musuh para teroris yang terus memburuh mereka. Namun, apakah yang mereka cari jika melakukan hal tersebut dalam Gereja?

Gereja adalah sasaran konvensional yang mudah dan murah. Lemahnya pengamanan serta terbukanya di kompleks gereja sering menjadi pilihan. Dan dari segi dampak pemberitaan lebih menarik gereja ketimbang pasar, jembatan atau sekolah. Bom gereja ini mengingatkan aksi serupa pada malam Natal tahun 2000 dimana banyak gereja menjadi sasaran aksi-aksi serupa. Mulai dari Jakarta hingga Situbondo Jawa Timur. Hingga kita mengingat 3 Gereja yang di Bom di Surabaya pada tahun 2018 silam.

Aksi balas dendam inilah yang diharapkan oleh pelaku sehingga terjadi efek domino kekerasan yang tidak berujung. Rasa dendam pasti akan memicu perasaan saling curiga. Meski mudah ditafsirkan aksi ini oleh teroris tetapi tidak menutup kemungkinan terjadinya gesekan antar umat beragama. Gereja adalah tempat ibadah orang Kristen. Maka dengan mudah orang mengatakan pelakunya pasti dari kalangan Non Kristen. Kedua, pelaku mengarahkan aksinya ke Gereja karena sulitnya menemukan sasaran

Gereja sebenarnya bukan sasaran utama para pelaku teroris melakukan aksinya. Pemboman gereja hanya dipergunakan menunjukkan kepada publik bahwa kelompok ini masih eksis dan perlu menunjukkan diri. Bahkan boleh jadi hanya untuk mengingatkan aparat keamanan bahwa masih ada jaringan teroris yang tersisa untuk terus dikejar dan tidak dianggap remeh. Atau mereka hendak mengatakan kepada publik meski jaringan kecil dapat melakukan aksi yang besar dan menggemparkan.

Jadi, saya sarankan untuk TIDAK MEMBAGIKAN FOTO ATAU VIDEO HASIL PENGEBOMAN karena dengan MEMBAGIKAN kejadian tersebut, sama saja kita mendukung dan membantu mempublikasikan akan kejahatan para teroris.

Jadilah netizen yang cerdas dan bagikan hal-hal yang positif kepada sesama pengguna sosial media. Bukan agama tertentu yang salah, tetapi orang yang ingin mengadu domba agama tertentu.

Jelas ini bukan perbuatan dari orang-orang beragama, karena semua agama mengajarkan kebaikan kepada para pengikutnya. Tetapi, dalang dari ini semua yaitu mereka yang benci dengan agama, mereka yang mau menghancurkan agama agar supaya ketika kita mampu di adu domba, maka kita akan mudah untuk saling membenci.

KEKERASAN TIDAK DAPAT DILAWAN DENGAN KEKERASAN;

KEKERASAN HANYA DAPAT DIPADAMKAN DENGAN KASIH
 

Mulai menulis dan tekan enter untuk mencari